Example 728x250.

Kepanghuluan Adat Melayu Negeri Serumpun Sebalai Kukuhkan Panghulu Kaum Al-Ja’fari di Pulau Nangka

banner 120x600

Dato’ Penghulu H.Marwan Al-ja’fary : Darah sama dikacaukan, tanduk sama ditanam, daging sama dilapah, adat diisi, lembaga dituang

Cakrawalanational.news-Sungaiselan, Kepanghuluan Adat Melayu Negeri Serumpun Sebalai (KAM NSS) menggelar prosesi adat “Tegak Panghulu Kaum” yang menandai pengukuhan Muhammad Wirtsa Firdaus Al-ja’fary gelar Dato’ Tuah Sandi Satya sebagai Panghulu Kaum Kekerabatan Al-ja’fary. Pengukuhan ini dilakukan langsung oleh Dato’ Panghulu Haji Marwan Al-Ja’fary DPMP, Panghulu Adat Negeri Serumpun Sebalai dan Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Rangkaian acara adat dimulai sejak Jumat, 28 Juni 2025, dengan pelaksanaan tradisi “mutong sapi”, sebagai bentuk kesyukuran kepada Tuhan dan penghormatan terhadap leluhur.

“Dalam tradisi Melayu yang sudah mapan, tradisi ini digambarkan sebagai: “Darah sama dikacaukan, tanduk sama ditanam, daging sama dilapah, adat diisi, lembaga dituang,” kata Dato’ Panghulu H.Marwan Al-ja’fary, Minggu 29 Juni 2025 di Pulau Nangka, Tanjungtedung, Sungaiselan Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Puncak kegiatan dilangsungkan di Masjid Al Mujahidin, Pulau Nangka, di mana prosesi sakral berlangsung khidmat. Hadir menyaksikan, Dato’ Agus Adaw gelar Depati Alam Pelawan, Ketua Masjid Ashan Rais, pengurus MABMI KBB, keluarga besar Al-Ja’fari, serta tokoh dan warga masyarakat Pulau Nangka.

Setelah Sekretaris MABMI Babel, Setiarah Adat Syafrudin Prawiranegara, membacakan riwayat kekerabatan Dato’ Panghulu Haji Marwan seraya membacakan Kata-kata Pengukuhan. Dilanjutkan Dato’ dengan memasang Selempang Merah tanda panghuluan ke pundak kanan Panghulu Kaum, sebagai simbol pengorbanan, tanggung jawab, marwah, dan amanah budaya yang diwariskan turun-temurun.

Muhammad Wirtsa Firdaus Al-ja’fary gelar Dato’ Tuah Sandi Satya, saat membaca Ikrar Pengukuhan terlihat haru dan meneteskan airmata.

“Bahwa patik menerima amanah ini sebagai Panghulu Kaum, bukan untuk menjulang nama, tetapi untuk menjaga tali darah dan marwah keluarga besar, agar tidak putus oleh waktu, tidak lapuk dimakan zaman,” ucap M.Wirtsa Firdaus Al-ja’fary.

Sementara menurut Sekretaris MABMI, Setiarah Adat Syafrudin Prawiranegara, bahwa momentum ini menjadi bagian penting dalam upaya “membangkitkan batang terendam”, atau menegakkan nilai-nilai adat Melayu di Kepulauan Bangka Belitung.

Oleh karenanya, pengangkatan Panghulu Kaum ini tidak hanya bermakna simbolik, tetapi juga bertujuan memperkuat struktur sosial kekerabatan dalam masyarakat adat, serta mendorong eksistensi kepemimpinan berbasis budaya lokal, pungkasnya.

(Hairul Anwar Al-ja’fary)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *