CNN-Bangkep, Dalam kunjungannya ke Desa Bajo, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 4, Ir. Sugianto Tamoreka, ST dan Heri Ludong, ST, mendapat tantangan komitmen dari salah satu perwakilan masyarakat setempat.
Mantan Kepala Desa (Kades) Bajo Liang, Jefri, memberikan usulan sekaligus menguji komitmen Sugianto untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Desa Bajo jika terpilih sebagai Bupati Bangkep.
Tantangan tersebut disampaikan saat pertemuan yang digelar di Pasar Desa Bajo, dan Sugianto langsung meresponsnya dengan penuh semangat.
“Jika saya mendapatkan 80% suara di Desa Bajo, saya akan memperjuangkan dan menerima tantangan ini. Kalau perlu, kita tandatangani perjanjian sebagai bukti komitmen saya,” tegas Sugianto Tamoreka.
Mantan Kades Bajo, Jefri, menjelaskan bahwa ia memberikan tantangan ini dengan tujuan agar masyarakat yang hadir dapat mendengar langsung komitmen Sugianto Tamoreka dan Heri Ludong dari mulut mereka sendiri, sebagai bentuk jaminan bahwa calon pemimpin ini serius dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat Bangkep.
Dalam kesempatan tersebut, Sugianto Tamoreka juga menceritakan sejarah panjang suku Bajo di Sulawesi Tengah.
Ia menuturkan bahwa suku Bajo berasal dari Bandar Johor (Bajo) di Semenanjung Malaysia dan melakukan hijrah ke Sulawesi Selatan sebelum menetap di wilayah Banggai Kepulauan. Kisah ini ia ceritakan sebagai pengingat akan akar budaya dan sejarah komunitas Bajo yang tersebar di wilayah pesisir Banggai Kepulauan.
Di tengah orasinya, Sugianto juga menanggapi isu negatif yang beredar tentang gaya rambutnya yang gondrong.
Ia menjelaskan bahwa rambutnya dibiarkan panjang agar ketika ia berkunjung ke berbagai perusahaan miliknya di Papua, Kalimantan, Riau, dan tempat lainnya, karyawan menganggapnya setara dengan mereka, sehingga mereka bisa menyampaikan keluhan dan masukan tanpa rasa canggung.
“Namun, jika saya mendapat kepercayaan untuk memimpin Bangkep, saya akan merapikan rambut saya sesuai adat dan tata krama masyarakat kita,” ujarnya sambil menekankan bahwa tidak ada regulasi yang mengatur soal rambut, namun ia tetap menghargai etika yang berlaku di masyarakat.
Dalam komitmennya untuk membangun Bangkep, Sugianto Tamoreka dan Heri Ludong menyatakan bahwa jika dalam tiga tahun masa kepemimpinan mereka tidak ada perubahan signifikan, terutama dalam peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dari Rp 800 miliar menjadi Rp 1 triliun, mereka siap mundur dari jabatannya.
Selain itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan, pasangan ini juga berjanji untuk menyediakan seragam sekolah gratis bagi siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) guna mendukung program wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan oleh pemerintah.
Di akhir pidatonya, Sugianto menekankan pentingnya mengandalkan kuasa Tuhan dalam perjalanan politik mereka.
“Bagi sebagian orang, 99% usaha dan 1% doa, tetapi bagi saya, 99% adalah doa dan 1% adalah usaha. Kami yakin jika Tuhan telah membuka jalan bagi kami, tidak ada yang bisa menghalanginya,” tutup Sugianto Tamoreka.
Dengan komitmen yang kuat untuk perubahan dan dukungan penuh dari masyarakat, Sugianto Tamoreka dan Heri Ludong berharap dapat memimpin Banggai Kepulauan menuju kemajuan yang lebih baik di masa depan.
(Red)


 .
. 
							











