CNN- Banggai : Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Nambo Kecamatan Nambo Kabupaten Banggai, melakukan terobosan baru yakni dengan inovasi kader sayang balita yang sementara berjalan.
Kepala Puskesmas (Kapus) Nambo Alawiyah A. Segaf, Sabtu (20/07/2024) mengatakan, inovasi ini sebagai respon terhadap beberapa permasalahan yang ada dalam pelaksanaan Posyandu balita di Kabupaten Banggai.
Permasalahan tersebut mencakup rendahnya kunjungan balita ke Posyandu dan rendahnya pengetahuan, juga kesadaran ibu balita serta keterbatasan waktu dan jarak tempuh.
Dan melalui inovasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan akses dan kwalitas pelayanan kesehatan balita dengan melibatkan kader kesehatan dalan melakukan kunjungan dor to dor. Tuturnya
Kapus Nambo menambahkan, ide inovasi ini muncul dari kebutuhan untuk meningkatkan partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu melalui pendekatan yang lebih proaktif, yakni kunjungan langsung kerumah balita yang tidak hadir di Posyandu sesuai jadwal. Sebut Kampus Nambo
Hal ini sambungnya, didukung oleh peraturan-peraturan terkait ditingkat Nasional dan Lokal yang mendorong peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Ide ini dipilih karena dapat secara langsung mengatasi permasalahan yang ada dengan memanfaatkan sumber daya lokal, untuk meningkatkan jumlah kunjungan balita ke Posyandu secara signifikan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai.
“Kondisi sebelum ada inovasi adalah kader menunggu di Posyandu untuk melakukan kegiatan Posyandu, balita yang tidak berkunjung ke Posyandu tidak mendapatkan edukasi dan informasi mengenai kegiatan Posyandu, sehingga persentasi kunjungan balita ke Posyandu hanya sebesar 45,5%, namun setelah inovasi ini diimplementasikan maka terjadi perubahan, kader melakukan kunjungan secara dor to dor atau sistem jemput bola kepada balita yang tidak berkunjung ke Posyandu.
Kunjungan kader tersebut melakukan lima langkah yaitu, pendaftaran, pengukuran tinggi badan dan berat badan, pencatatan, penjelasan gizi dan pelayanan kepada rumah balita.
Ibu balita yang tidak sempat berkunjung ke Posyandu mendapatkan edukasi dan informasi secara langsung oleh kader Posyandu pada saat kunjungan. Dengan menempuh cara tersebut sehingga persentase kunjungan balita ke Posyandu terjadi peningkatan sebesar 73,81%”. Sebut Alwiyah
Lebih lanjut Kapus Nambo katakan, dampak positif dari inovasi ini adalah penurunan angka kematian balita akibat penyakit yang dapat dicegah, peningkatan angka kunjungan balita ke Posyandu, sehingga meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang baik, kontribusi terhadap pencapaian target-target pembangunan berkelanjutan, kesehatan dan kesejahteraan yang baik.
Olehnya itu, untuk memastikan kelanjutan inovasi ini, kami lakukan pelatihan dan pembinaan kader kesehatan secara berkala serta penguatan kordinasi antara kader kesehatan dengan instansi terkait seperti Puskesmas dan Bidan Desa.
Kami juga melakukan evaluasi berkala terhadap hasil dan dampak dari inovasi terhadap peningkatan kesehatan balita, penyusunan laporan pencapaian secara rutin kepada pihak terkait.
Dengan demikian inovasi Kader balita diharapkan dapat memberikan kontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kesehatan balita di wilayah Kabupaten Banggai secara berkelanjutan. Urai Kapus Nambo
(Muis)