Cakrawalanational.news-Merawang, Demi untuk mendapatkan pekerjaan, Proyek Pembangunan Gedung Operasional Layanan Riset dan Mutu Pendidikan (LPPM dan LPMPP) (PNBP/BLU) di Universitas Bangka Belitung (UBB), yang dikerjakan Kontraktor PT Hutama Buana Internusa membantingkan pagu dana hingga 20 persen.
Pasalnya, Paket pekerjaan yang semula berplatform senilai 7 Miliar Rupiah ‘dibanting’ menjadi 5,6 Miliar Rupiah. Celakanya, hingga kini pekerjaan mengalami keterlambatan signifikan, dengan progres diprediksi mencapai 50% hingga bulan Desember 2025.
Padahal sejatinya, selesai pada 31 Desember 2025. Menanggapi hal itu Media Cakrawalanational.news melakukan konfirmasi ke pihak Kontraktor Pelaksana Harian berinisial Ws. Kendati demikian, Ia meyakini bahwa pekerjaan tersebut selesai hingga akhir tahun 2025.
“Mudah-mudahan selesai Bang, meskipun telat nanti ada toleransi waktu ke depan”, terangnya singkat.
Namun berdasarkan pantauan Media, masih banyak item-item pekerjaan fisik yang belum diselesaikan, dengan estimasi kurang-lebih 50 persen.

Sementara data di Papan Proyek, kegiatan berlokasi di Kampus Terpadu UBB Balunijuk, Merawang Bangka, dengan Nomor Kontrak:005/UN50/SP/PPK-02/2025, tanggal kontrak: 13 Agustus 2025, Nilai Kontrak Rp. 5.600.000.000, Sumber dana DIPA UBB Tahun Anggaran 2025, Waktu Pelaksanaan 141 hari Kalender, Kontraktor Pelaksana PT Hutama Buana Internusa, Konsultan Pengawas CV Dimensia Arch , serta tertulis dibawah papan proyek : Pekerjaan ini didampingi oleh Tim Pendamping Hukum dari Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung.

Tidak sampai disitu, tanah urug disinyalir bersumber dari lingkungan UBB itu sendiri, padahal di Rencana Anggaran Biaya (RAB) memiliki dana tersendiri. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan indikasi Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam proyek senilai 5,6 Miliar Rupiah tersebut.
Apalagi platform paket kegiatan proyek tersebut semula senilai 7 Miliar, namun disinyalir ada pengurangan harga dengan sistem tender menjadi 5,6 Miliar. Sehingga diperkirakan harga bantingan berkurang mencapai 20 persen.
Menanggapi hal itu, Media Cakrawalanational.news bertandang langsung ke ruang Humas UBB (Made) untuk konfirmasi, namun sayangnya pihak bersangkutan tidak ada di tempat, bahkan dihubungi telepon WhatsAppnya tak diangkat.
Namun demikian, kita berharap proyek ini dapat selesai tepat waktu dan tidak menghambur-hamburkan dana negara. Disisi lain, masyarakat menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proyek negara.
Lalu, apakah evaluasi serta proses pengadaan material dan tenaga kerja (K3) untuk mencegah terjadinya KKN sudah terlaksana sesuai prosedur?
(Tim)


.












