Cakrawalanational.news-Prabumulih, Hujan deras mengguyur lapangan upacara pada sore, 17 Agustus 2025. Meski begitu, tak satu pun langkah mundur dari para anggota Paskibraka Prabumulih 2025. Dengan wajah tenang dan penuh disiplin, mereka menunaikan tugas terakhir: menurunkan Sang Merah Putih. Momen itu berlangsung dramatis, sekaligus mengukuhkan keberhasilan perjalanan panjang mereka.
Sejak awal Juli, sebanyak 38 putra-putri terbaik Prabumulih dikarantina. Mereka meninggalkan rumah, keluarga, dan kenyamanan pribadi. Setiap hari diisi latihan baris-berbaris, pembinaan mental, hingga ujian fisik yang tak jarang membuat kaki lecet dan badan terasa lelah.
Namun, dari situlah tumbuh kebersamaan. Rindu pada keluarga tergantikan dengan semangat dari sahabat seperjuangan. Mereka belajar saling menguatkan, menanggung beban bersama, dan menumbuhkan jiwa korsa.
“Awalnya berat sekali, bahkan sempat ingin menyerah. Tapi teman-teman selalu menyemangati, begitu juga para pelatih. Akhirnya kami bisa melewati semuanya,” ungkap salah satu anggota dengan mata berbinar.
Di antara penonton upacara, mata para orang tua berkaca-kaca melihat anak-anaknya berdiri gagah di lapangan. Hadi, salah satu orang tua anggota, mengaku tak bisa menyembunyikan rasa harunya.
“Saya melihat anak saya bisa melaksanakan tugas dengan baik dan sempurna. Rasanya terharu sekali. Terima kasih atas pembinaan yang sudah diberikan,” ucapnya dengan suara bergetar.
Senin, 18 Agustus 2025, janji tugas mereka akhirnya tuntas. Kepala Badan Kesbangpol Prabumulih, A. Daswan SSos MM, melepas kepulangan para Paskibraka ke rumah masing-masing.
“Tugas kalian berhasil dilaksanakan dengan sempurna. Terima kasih kepada orang tua yang sudah mempercayakan anak-anaknya. Semoga pengalaman ini jadi bekal berharga di masa depan,” pesannya, didampingi panitia dan para pelatih.
Lebih lanjut, Daswan menekankan bahwa pengalaman menjadi Paskibraka adalah sebuah investasi karakter yang akan bermanfaat dalam perjalanan hidup para anggota.
“Apa yang kalian dapat selama menjadi Paskibraka akan jadi bekal berharga. Mungkin nantinya ada yang bercita-cita menjadi tentara, polisi, atau profesi lainnya. Disiplin, mental, dan tanggung jawab yang ditempa di sini bisa jadi fondasi masa depan kalian,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pembinaan Paskibraka memang menjadi kewenangan Kesbangpol.
> “Pembinaan Paskibraka ini memang kewenangan kami, dan tujuannya jelas: menanamkan rasa disiplin, penuh tanggung jawab, serta membentuk generasi muda yang siap menghadapi masa depan,” ucap Daswan.
Tak lupa, ia memberikan apresiasi khusus atas suksesnya pengibaran bendera di Prabumulih.
“Alhamdulillah, pengibaran bendera di Prabumulih berjalan sukses tanpa ada kejadian yang menimbulkan kegagalan seperti terjadi di sejumlah daerah. Ini berkat kesungguhan anak-anak kita dan dukungan semua pihak,” tambahnya.
Dalam pesannya, ia kembali mengingatkan agar anggota Paskibraka tidak cepat menyerah dalam menjalani kehidupan.
“Jangan cengeng. Kalian harus lebih dewasa dan mandiri, supaya cita-cita kalian bisa terwujud di masa depan,” pungkasnya penuh motivasi.
Kini, cerita itu tinggal kenangan. Para anggota Paskibraka kembali menjadi pelajar, anak yang kembali ke pelukan orang tua, atau sahabat yang kembali ke lingkaran pergaulan. Namun, satu hal yang tak akan pernah hilang: gelar sebagai Paskibraka Prabumulih 2025.
Sebab, tidak semua anak muda mendapat kesempatan menunaikan janji suci: mengibarkan dan menurunkan Sang Saka Merah Putih di Hari Kemerdekaan.
(Red)