Cakrawalanational.news-Jakarta, Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi kini dimanfaatkan oleh bandar maupun kurir narkoba untuk mengedarkan barang haram. Salah satunya dengan menggunakan jasa transportasi Ojek Online (Ojol) sebagai sarana pengiriman.
Hal itu disampaikan Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto, dalam audiensi bersama Komunitas Ojek Online di Ruang Rapat Sudirman, Gedung Tan Satrisna BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (23/9).
Menurutnya, jika tidak segera diantisipasi, praktik tersebut dapat bertentangan dengan program pemerintah, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) maupun program ketahanan pangan dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045. Apalagi, maraknya narkotika jenis baru atau New Psychoactive Substances (NPS) seperti liquid vape semakin menambah kekhawatiran.

“Peran komunitas ojol sebagai komunitas terbesar di Indonesia dalam mengampanyekan gerakan anti narkotika akan memberikan dampak luar biasa. Kehadiran mereka bermanfaat bagi masyarakat luas maupun lingkungan sekitarnya,” tegas Kepala BNN.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia, Igun Wicaksono, mengungkapkan pihaknya tengah membentuk Serikat Pengemudi Online. Serikat ini tak hanya beranggotakan pengemudi ojol, tetapi juga taksi online dan kurir online.

“Dengan terbentuknya serikat ini, kami berharap bisa menjadi garda terdepan dalam sosialisasi serta edukasi pencegahan peredaran narkotika, karena kami bersentuhan langsung dengan masyarakat,” ujar Igun.
Ia menambahkan, pada Januari 2025 jumlah pengemudi online yang terdaftar dari seluruh platform aplikasi mencapai 7 juta orang.
“Profesi kami sangat rentan bersinggungan dengan risiko peredaran narkoba. Karena itu kami berharap sinergi antara BNN dengan Serikat Pengemudi Online bisa berjalan di seluruh Indonesia,” tutupnya.
(Arf/CNN)


 .
. 
							











