CNN–Deli Serdang, Proyek pembangunan jaringan irigasi di Dusun 10 Desa Wonosari Tanjung Morawa ditengarai tanpa dilengkapi papan proyek alias siluman, Senin (14/10/2024).
Diduga hal ini sengaja dilakukan oleh pihak Pelaksana Kegiatan Anggaran (PKA) Instansi terkait guna menutupi besaran anggaran biaya agar tak termonitor oleh masyarakat.
Diduga pelaksana pekerjaan telah mengangkangi UU tentang keterbukaan informasi publik.
Diketahui bahwa kewajiban memasang plang papan nama tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Selain itu ada Permen PU No.12 Tahun 2014 tentang pembangunan drainase kota, infrastruktur, jalan dan proyek irigasi.
Regulasi ini mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek.
Pentingnya informasi papan nama tersebut, di antaranya memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pengerjaan proyek.
Pantauan awak media di lokasi proyek terlihat beberapa orang pekerja sedang melakukan aktivitas, ketika awak media mempertanyakan pekerjaan dari dinas mana, si pekerja mengaku tidak tau.
“Gak tau pak, saya baru hari ini mulai kerja”, ucap salah seorang pekerja.
Mengenai nama perusahaan dan siapa pemborongnya, pihak pekerjaan dan berapa panjang serta berapa nilai pagunya, para pekerja juga tidak mengetahuinya
“Gak tau juga saya pak, kalau pemborongnya di sebut sebut TW gitu pak”, sebut beberapa pekerja seolah bingung.
Dilokasi proyek, terlihat pekerjaan fisik dengan melakukan pengecoran menggunakan sebuah alat molen untuk pengecoran, para pekerja bergantian membawa material pengecoran dengan kereta Sorong
Dengan tidak adanya plank sebagai papan informasi pekerjaan, menimbulkan kalangan masyarakat sekitar dan yang melintasi di lokasi itu bertanya tanya ini jenis pekerjaan apa.
“Ini proyek dari dinas mana serta berapa nilai pagunya, dan jumlah volume pekerjaan, baik panjangnya, lebar parit bagian atas dan bawah, juga bagian dasar pada bangunan pembuatan aliran air ke sawah/parit irigasi tersebut apakah menggunakan corcoran semen atau langsung tanah, kita gak tau bang”, ucap salah seorang warga sekitar.
Pantauan awak media dilokasi, pengecoran yang dilakukan terkesan asal jadi, sebab di musim penghujan lokasi pembuatan aliran irigasi selalu dipenuhi dengan air, dan campuran material terlihat rapuh, dikhawatirkan setelah selesai pekerjaan, hasilnya tidak maksimal dapat mengakibatkan dindingnya ambrol dan hancur dampak dari pekerjaan yang diduga asal jadi.
Untuk memastikan pekerjaan tersebut dari dinas mana, awak media mencoba untuk mencari tau.
Janso Sipahutar, Kepala Dinas (Kadis) Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) saat ditanya wartawan, apakah ada pekerjaan dari dinasnya yang dikerjakan di Desa Wonosari Tanjung Morawa, ia menjawab akan memeriksanya dulu.
“Saya check dulu ya, saya kurang hafal”, ketik Janso Sipahutar menjawab pertanyaan awak media.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak rekanan atau pemborong pada pekerjaan tersebut belum bisa dikonfirmasi.
(MHS)